Saturday 30 January 2016

Unsur Visual Seni


a. Garis
Titik tunggal dalam ukuran kecil memiliki tenaga yang
cukup untuk merangsang mata kita dan dapat berperan sebagai
‘awalan’. Apabila titik digerakkan maka dimensi panjangnya
akan tampak menonjol dan sosok yang ditimbulkannya disebut
‘garis’. Garis dapat berupa goresan yang kita buat di atas sebuah
bidang, tetapi garis dapat pula mewakili bekas roda, tiang
bambu, kawat, pancaran cahaya, ruang antara dua bangunan
atau dinding, jalan yang melintasi kota, sungai, kontur tanah
yang berkelok-kelok, kontur pegunungan, bangunan, batas dinding dengan lantai, dan seterusnya.
Garis dapat memberikan kesan gerak, ide, atau simbol. Pada
karya seni lukis garis dapat mengekspresikan suasana emosi
tertentu, seperti perasaan bahagia, sedih, marah, teratur, kacau,
bingung, dan lain sebagainya. Secara fisik garis dapat dibuat
tebal, tipis, kasar, halus, lurus, lengkung, berombak, memanjang,
pendek, putus-putus, patah-patah dan banyak lagi. Unsur garis
juga dapat membangun asosiasi kita kepada kesan tertentu,
misalnya garis horisontal kesannya tenang, tidak bergerak, diam,
dan lebar. Sementara garis vertikal kesannya agung, stabil, tinggi,
sedangkan garis diagonal kesannya, jatuh, bergerak.
Garis adalah salah satu elemen yang penting dalam seni
lukis. Pedoman seni yang penting dan ampuh sebagaimana
juga yang terdapat dalam hidup, adalah makin nyata, tajam
dan kuat garisnya, makin sempurna hasil seninya. Garis dapat
diciptakan melalui (1) kontur, garis paling luar dari benda yang
dilukis, (2) Batas pemisah antara dua warna atau cahaya terang
dan gelap, (3) lekukan pada bidang melingkar atau memanjang
lurus, (4) batas antara dua tekstur yang berlainan.
b. Warna
Secara fisika warna ditimbulkan oleh sinar matahari, bila
kita sorotkan sinar matahari ke sebuah kaca prisma maka sinar tersebut akan terurai menjadi beberapa sinar warna, yang
disebut spektrum warna. Setiap spektrum mempunyai kekuatan
gelombang yang kemudian sampai pada mata kita, sehingga kita
dapat melihat wama tertentu.
Pada alam terdapat dua jenis penerima cahaya, yakni sebagai
pemantul dan sebagai penyerab cahaya. Secara fisiologi stimulasi
cahaya memantulkan warna suatu objek sehingga merangsang
mekanisme mata kita, kemudian rangsangan tersebut disalurkan
melalui syaraf optik ke otak, sehingga kita dapat mengenali
warna itu. Secara psikologis telah terbukti bahwa warna dapat
mempengaruhi kegiatan fisik maupun mental kita. Reaksi kita
terhadap wama bersifat instingtif dan perseorangan, karenanya
sensitivitas setiap orang juga berbeda kepada warna-warna.
Pada berbagai aliran seni lukis dalam sejarah seni rupa telah
dikenal manifenstasi tatawarna tertentu, seperti skema warna
klasik, skema warna Rembrandt, dan lain sebagainya.
c. Sifat Warna
Dalam teori warna dikenal ada tiga sifat optis, optical
property, yaitu: hue, value, dan saturation. Hue adalah tingkat
kepekatan wama, misalnya merah, merah oranye, atau hijau, biru,
biru keunguan dan seterusnya. Yang dimaksud dengan value
adalah fenomena kece-merlangan dan kesuraman wama. Nilai
rendah adalah warna yang cenderung suram atau kegelapan,
sementara nilai tinggi adalah kecenderungan warna yang
terang dan cemerlang. Misalnya gejala demikian dapat kita
lihat pada skala derajat warna abu-abu dari hitam ke putih.
Sedangkan saturation adalah intensitas nada warna untuk
menunjukkan wama-wama menyala, dan warna-warna yang
suram. Semakin murni penggunaan warna semakin tinggi
intensitasnya, sebaliknya semakin tidak murni penggunaan
warna semakin rendah intensitasnya. Pada tahun 1940-an seni
lukis Affandi dominan menggunakan warna-wama suram atau
kusam, kemudian lukisannya berkembang kepenggunaan warnawama
yang cerah. Lihat Gambar 2.2 (halaman 11), Karya Affandi
Potret Diri dan Matahari, 1977, yang menggunakan warna-warna merah, oranye, kuning dengan warna latar belakang yang terang
abu-abu keputihan.

d. Notasi Warna
Notasi warna, color notation, adalah sistem klasifikasi atau
identifikasi warna menurut sifat-sifat optisnya. Dalam konteks
ini dikenal Sistem Munsell, Sistem Ostwald, Sistem Plochere,
dan Sistem Maxwell. Tatanan warna dalam the hues of the
spectrum terdapat pada warna pelangi di alam. Sedangkan
dalam lingkaran warna, color circle, dapat dilihat warna primer,
merah, biru, dan kuning. Warna skunder, adalah hijau, ungu,
oranye, ketiganya merupakan hasil pencampuran warna primer.
Warna komplementer letaknya bertolak belakang pada lingkaran
warna, misalnya merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan
kuning dengan ungu. Terang dan gelap diungkapkan dengan
warna putih dan hitam. Sedangkan wama netral adalah warna
abu-abu. Bila hue adalah nama suatu warna, value kecerahan
dan kecemerlangan wama, maka chroma adalah sifat kualitas,
intensitas, dan kejernihan warna.
e. Warna-Warna Antara
Setelah warna primer, warna skunder, dan warna
komplementer, dikenal pula warna-warna antara, intermediate
color, seperti merah oranye, merah ungu, biru ungu, hijau biru,
kuning hijau, dan oranye kuning. Sebenarnya dalam teori warna,
jumlah warna ada delapan puluh warna.
f. Warna Hangat dan Warna Sejuk
Dari lingkaran wama dapat pula ditentukan warna hangatpanas
dan warna sejuk-dingin, the warm color, the cool color.
Warna yang memberi efek kehangatan adalah merah, oranye
dan kuning, sementara wama hijau dan biru memberikan efek
yang menyejukkan.
Pengertian ini kita terjemahkan dari penglaman keseharian,
pada saat kita mendekati wama api yang merah, kita tentu
merasa kehangatan, atau, malah jika terlalu dekat bisa kepanasan.
Sementara bila kita berada di daerah pegunungan yang hijau
atau gunung yang kebiruan kita merasakan iklim yang sejuk.
Asosiasi kita mengenai pengalaman real seperti itu menyebabkan
kita mengartikan sifat warna menjadi hangat-panas bagi warna
merah, oranye dan kuning, sementara warna hijau dan biru
memberikan efek menyejukkan atau dingin.
g. Warna Kromatik dan Akromatik
Warna kromatik, chromatic color, terdiri dan warna hitam,
putih, dan abu-abu, selebihnya termasuk warna akromatik,
achromatic color, seperti merah, biru, kuning, hijau, oranye dan
seterusnya. Dalam seni lukis penggunaan warna tunggal sering
diartikan sebagai warna kromatik, sementara penggunaan warna
yang meriah, menggunakan banyak warna, disebut polychromatic.
h. Warna Objek dan Warna Pigmen
Warna objek adalah warna yang terkena sinar warna
spektrum, yang mengenai mekanisme mata pengamat adalah
warna spektrum dengan panjang gelombang tertentu yang
dipantulkan oleh objek pengamatan. Jika objeknya biru, maka
warna spektrum biru panjang gelombang birulah yang dicerap
mata pengamat. Ini berarti pantulan warna tersebut adalah
pantulan warna biru, sedangkan sisanya diserap oleh permukaan
objek tersebut.
Warna pigment atau coloring material yang berupa bubuk
halus yang disatukan dengan zat pengikat, atau paint vehicle
merupakan warna cat yang dikenal luas, seperti cat air, cat
poster, cat gouache, cat tempera, cat minyak, cat akrilik, dan

lain sebagainya.
Load disqus comments

0 comments