a. Garis
Titik tunggal dalam ukuran kecil
memiliki tenaga yang
cukup untuk merangsang mata kita
dan dapat berperan sebagai
‘awalan’. Apabila titik digerakkan
maka dimensi panjangnya
akan tampak menonjol dan sosok yang
ditimbulkannya disebut
‘garis’. Garis dapat berupa goresan
yang kita buat di atas sebuah
bidang, tetapi garis dapat pula
mewakili bekas roda, tiang
bambu, kawat, pancaran cahaya,
ruang antara dua bangunan
atau dinding, jalan yang melintasi
kota, sungai, kontur tanah
yang berkelok-kelok, kontur
pegunungan, bangunan, batas dinding dengan lantai, dan seterusnya.
Garis dapat memberikan kesan gerak,
ide, atau simbol. Pada
karya seni lukis garis dapat
mengekspresikan suasana emosi
tertentu, seperti perasaan bahagia,
sedih, marah, teratur, kacau,
bingung, dan lain sebagainya.
Secara fisik garis dapat dibuat
tebal, tipis, kasar, halus, lurus,
lengkung, berombak, memanjang,
pendek, putus-putus, patah-patah
dan banyak lagi. Unsur garis
juga dapat membangun asosiasi kita
kepada kesan tertentu,
misalnya garis horisontal kesannya
tenang, tidak bergerak, diam,
dan lebar. Sementara garis vertikal
kesannya agung, stabil, tinggi,
sedangkan garis diagonal kesannya,
jatuh, bergerak.
Garis adalah salah satu elemen yang
penting dalam seni
lukis. Pedoman seni yang penting
dan ampuh sebagaimana
juga yang terdapat dalam hidup,
adalah makin nyata, tajam
dan kuat garisnya, makin sempurna
hasil seninya. Garis dapat
diciptakan melalui (1) kontur,
garis paling luar dari benda yang
dilukis, (2) Batas pemisah antara
dua warna atau cahaya terang
dan gelap, (3) lekukan pada bidang
melingkar atau memanjang
lurus, (4) batas antara dua tekstur yang berlainan.
b. Warna
Secara fisika warna ditimbulkan oleh
sinar matahari, bila
kita sorotkan sinar matahari ke
sebuah kaca prisma maka sinar tersebut akan terurai menjadi beberapa sinar
warna, yang
disebut spektrum warna. Setiap
spektrum mempunyai kekuatan
gelombang yang kemudian sampai pada
mata kita, sehingga kita
dapat melihat wama tertentu.
Pada alam terdapat dua jenis
penerima cahaya, yakni sebagai
pemantul dan sebagai penyerab
cahaya. Secara fisiologi stimulasi
cahaya memantulkan warna suatu
objek sehingga merangsang
mekanisme mata kita, kemudian
rangsangan tersebut disalurkan
melalui syaraf optik ke otak,
sehingga kita dapat mengenali
warna itu. Secara psikologis telah
terbukti bahwa warna dapat
mempengaruhi kegiatan fisik maupun
mental kita. Reaksi kita
terhadap wama bersifat instingtif
dan perseorangan, karenanya
sensitivitas setiap orang juga
berbeda kepada warna-warna.
Pada berbagai aliran seni lukis
dalam sejarah seni rupa telah
dikenal manifenstasi tatawarna
tertentu, seperti skema warna
klasik, skema warna Rembrandt, dan lain sebagainya.
c. Sifat Warna
Dalam teori warna dikenal ada tiga
sifat optis, optical
property, yaitu: hue,
value, dan saturation. Hue adalah tingkat
kepekatan wama, misalnya merah,
merah oranye, atau hijau, biru,
biru keunguan dan seterusnya. Yang
dimaksud dengan value
adalah fenomena kece-merlangan dan
kesuraman wama. Nilai
rendah adalah warna yang cenderung
suram atau kegelapan,
sementara nilai tinggi adalah
kecenderungan warna yang
terang dan cemerlang. Misalnya
gejala demikian dapat kita
lihat pada skala derajat warna
abu-abu dari hitam ke putih.
Sedangkan saturation adalah
intensitas nada warna untuk
menunjukkan wama-wama menyala, dan
warna-warna yang
suram. Semakin murni penggunaan
warna semakin tinggi
intensitasnya, sebaliknya semakin
tidak murni penggunaan
warna semakin rendah intensitasnya.
Pada tahun 1940-an seni
lukis Affandi dominan menggunakan
warna-wama suram atau
kusam, kemudian lukisannya
berkembang kepenggunaan warnawama
yang cerah. Lihat Gambar 2.2
(halaman 11), Karya Affandi
Potret Diri dan
Matahari,
1977, yang menggunakan warna-warna merah, oranye, kuning dengan warna latar
belakang yang terang
abu-abu keputihan.
d. Notasi Warna
Notasi warna, color notation, adalah
sistem klasifikasi atau
identifikasi warna menurut
sifat-sifat optisnya. Dalam konteks
ini dikenal Sistem Munsell, Sistem
Ostwald, Sistem Plochere,
dan Sistem Maxwell. Tatanan warna
dalam the hues of the
spectrum terdapat pada
warna pelangi di alam. Sedangkan
dalam lingkaran warna, color
circle, dapat dilihat warna primer,
merah, biru, dan kuning. Warna
skunder, adalah hijau, ungu,
oranye, ketiganya merupakan hasil
pencampuran warna primer.
Warna komplementer letaknya
bertolak belakang pada lingkaran
warna, misalnya merah dengan hijau,
biru dengan oranye, dan
kuning dengan ungu. Terang dan
gelap diungkapkan dengan
warna putih dan hitam. Sedangkan
wama netral adalah warna
abu-abu. Bila hue adalah
nama suatu warna, value kecerahan
dan kecemerlangan wama, maka chroma
adalah sifat kualitas,
intensitas, dan kejernihan warna.
e. Warna-Warna
Antara
Setelah warna primer, warna
skunder, dan warna
komplementer, dikenal pula
warna-warna antara, intermediate
color, seperti merah
oranye, merah ungu, biru ungu, hijau biru,
kuning hijau, dan oranye kuning.
Sebenarnya dalam teori warna,
jumlah warna ada delapan puluh
warna.
f. Warna Hangat
dan Warna Sejuk
Dari lingkaran wama dapat pula
ditentukan warna hangatpanas
dan warna sejuk-dingin, the warm
color, the cool color.
Warna yang memberi efek kehangatan
adalah merah, oranye
dan kuning, sementara wama hijau
dan biru memberikan efek
yang menyejukkan.
Pengertian ini kita terjemahkan
dari penglaman keseharian,
pada saat kita mendekati wama api
yang merah, kita tentu
merasa kehangatan, atau, malah jika
terlalu dekat bisa kepanasan.
Sementara bila kita berada di
daerah pegunungan yang hijau
atau gunung yang kebiruan kita
merasakan iklim yang sejuk.
Asosiasi kita mengenai pengalaman real
seperti itu menyebabkan
kita mengartikan sifat warna
menjadi hangat-panas bagi warna
merah, oranye dan kuning, sementara
warna hijau dan biru
memberikan efek menyejukkan atau
dingin.
g. Warna Kromatik
dan Akromatik
Warna kromatik, chromatic color,
terdiri dan warna hitam,
putih, dan abu-abu, selebihnya
termasuk warna akromatik,
achromatic color, seperti merah,
biru, kuning, hijau, oranye dan
seterusnya. Dalam seni lukis
penggunaan warna tunggal sering
diartikan sebagai warna kromatik,
sementara penggunaan warna
yang meriah, menggunakan banyak
warna, disebut polychromatic.
h. Warna Objek dan
Warna Pigmen
Warna objek adalah warna yang
terkena sinar warna
spektrum, yang mengenai mekanisme
mata pengamat adalah
warna spektrum dengan panjang
gelombang tertentu yang
dipantulkan oleh objek pengamatan.
Jika objeknya biru, maka
warna spektrum biru panjang
gelombang birulah yang dicerap
mata pengamat. Ini berarti pantulan
warna tersebut adalah
pantulan warna biru, sedangkan
sisanya diserap oleh permukaan
objek tersebut.
Warna pigment atau coloring
material yang berupa bubuk
halus yang disatukan dengan zat
pengikat, atau paint vehicle
merupakan warna cat yang dikenal
luas, seperti cat air, cat
poster, cat gouache, cat
tempera, cat minyak, cat akrilik, dan
lain sebagainya.
0 comments